Jumat, 18 Februari 2011

Benarkah? PNS SlemanKerasukan Arwah MbahMaridjan?

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -
Surono, pegawai negeri sipil
(PNS) di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten
Sleman, sedang mengikuti
upacara rutin tanggal 17 pada Kamis (17/2) pagi tadi. Namun,
Surono tiba-tiba jatuh dan
dilaporkan kerasukan arwah
juru kunci Gunung Merapi
Mbah Maridjan. Surono, yang merupakan juru
foto Pemerintah Kabupaten
Sleman, mengaku sebagai
Mbah Maridjan atau Ki Surakso
Hargo juru kunci Gunung
Merapi. "Upacara ini rutin diselenggarakan tiap tanggal
17 dan diikuti seluruh PNS di
lingkungan Pemkab Sleman,"
kata Kepala Dinas Tenaga
Kerja dan Sosial (Disnakersos)
Kabupaten Sleman, Kriswanto. Surono saat itu sedang
mengabadikan jalannya
upacara. Namun, dia tiba-tiba
terjatuh. Tubuhnya kemudian
meronta-ronta. Bahkan,
Surono membenturkan diri ke pohon. "Upacara baru saja
berlangsung sehingga para
peserta kaget. Agar tidak
mengganggu jalannya
upacara, Surono langsung
dibawa ke "Ops Room" yang berada di seberang lapangan,"
kata Kriswanto. Di ruang "Ops Room", Surono
bertindak aneh. Dia seperti
bicara dengan suara yang
mirip dengan mantan juru
kunci Gunung Merapi. Surono
juga mengaku bernama Mbah Maridjan. "Yang lebih mengagetkan lagi,
Surono juga bertingkah aneh
dan mengaku sebagai Mbah
Maridjan. Suaranya juga
sangat mirip," jelas Kriswanto. Diantar ke Kinahrejo Surono yang mengaku
sebagai Mbah Maridjan itu pun
meminta agar diantarkan ke
Kinahrejo. Jika tidak ada yang
mau mengantar, maka ia ingin
berjalan sendiri. "Surono minta diantar ke
Kinahrejo dan mau jalan kaki.
Supaya tidak terjadi sesuatu,
maka kami turuti dan diantar
ke sana sesuai
permintaannya," katanya. Surono yang tengah
kesurupan itu pun akhirnya
diantar ke Kinahrejo dengan
menggunakan dua mobil. Satu
di antaranya mobil ambulans. Surono akhirnya tersadar
begitu sampai di Dusun
Kinahrejo, Desa Umbulharjo,
Kecamatan Cangkringan.
Dusun yang merupakan
tempat tinggal Mbah Maridjan sebelum terkena erupsi
Gunung Merapi. Saat tiba di Kinahrejo, Surono
langsung menuju masjid Al-
Amin yang terletak di sebelah
barat rumah Mbah Maridjan. Di
tempat tersebut, Surono
kemudian meronta, berteriak dan akhirnya sadarkan diri. "Iki opo? (ini apa?). Aku
kenopo iki? (aku kenapa ini?).
Aku neng ndi? (aku di mana
ini?)," kata Surono seusai
sadarkan diri. Surono kemudian diberi air
putih dan dipapah kembali ke
mobil untuk dibawa ke
rumah sakit. Kerabat almarhum Mbah
Maridjan, Singgih, mengaku
kejadian ini bisa ditafsirkan
sebagai peringatan. Yakni,
"mengirim" ke kuburan Mbah
Maridjan. "Makanya, malam Jumat Legi besok, saya akan
'ngirim' atau nyekar ke
makam Mbah Maridjan di
Dusun Srunen, Desa
Glagaharjo, Cangkringan,"
katanya. Red: Didi Purwadi
Sumber: Antara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar