Rabu, 16 Februari 2011

Catatumbo Lightning,Petir denganIntensitas SambaranTinggi





Apakah Anda pernah
mendengar tentang
Catatumbo Lightning?
Catatumbo Lightning adalah
sebuah fenomena aneh yang
terjadi pada atmosfer bumi. Catatumbo Lightning adalah
fenomena petir yang terus
menyambar dengan intensitas
yang tinggi. Bahkan bisa
mencapai 400.000 lebih
sambaran dalam setahun. Fenomena ini terdapat di
negara Venezuela. Setelah berabad-abad
Catatumbo Lightning terus
menerus muncul, pada Januari
2010 Catatumbo Lightning
sempat tidak muncul. Banyak
yang menyangka jika Catatumbo Lightning sudah
tidak akan muncul kembali. Dan hingga pada April 2010,
Catatumbo Lightning muncul
kembali. Belakangan
diketahui bahwa kekeringan
lah yang menyebabkan
Catatumbo Lightning sempat tidak muncul. Catatumbo Lightning terletak
di muara sungai Catatumbo,
lebih tepatnya di Danau
Maracaibo, Venezuela. Petir
yang menyambar pun
intensitasnya cukup membuat sesorang yang sempat
melihatnya menggelengkan
kepala. Bayangkan saja, petir tersebut
rata-rata menyambar selama
10 jam dalam sehari, dan
dalam satu jam, petir tersebut
dapat menyambar rata-rata
sampai 280 kali sambaran. Bisa anda bayangkan berapa kali
petir Catatumbo menyambar
dalam sehari. Dan yang lebih
menakjubkannya lagi, dalam
satu tahun, petir bisa
menyambar sampai 140
sampai 160 hari dari 365 hari
dalam setahun. Dan petir tersebut rata-rata menyambar
dengan ketinggian 5 km. Penelitian juga mengatakan
bahwa Catatumbo Lightning
adalah penghasil ozon dengan
presentase tertinggi di dunia,
dari seluruh tempat di dunia. Karena Catatumbo Lightning
dapat menghasilkan sekitar
1.176.000 kW listrik di
atmosfer. Masyarakat kuno Yukpa di
negeri tersebut mempercayai
bahwa kilatan warna biru,
putih, dan merah muda
Catatumbo Lightning, terjadi
saat kunang-kunang bertemu dengan roh para leluhur. Selama berabad-abad para
pelaut pun menggunakan
Catatumbo Lightning sebagai
alat navigasi dari alam agar
mereka tidak tersesat di
lautan. Karena Catatumbo Lightning
bisa terlihat dari jarak yang
jauh, bahkan sampai ratusan
mil jauh nya. Oleh karena itu Catatumbo
Lightning juga sering disebut
Lighthouse of Maracaibo
(Mercusuar Maracaibo). Catatan sejarah mengenai
Catatumbo Lightning sendiri
pertama kali tercatat pada
tahun 1597 dalam sebuah puisi
epik karangan Lope de Vega
berjudul La Dragontea. Alexander von Humboldt,
seorang naturalis Prussia,
pernah menggambarkan
Catatumbo Lightning sebagai
"ledakan listrik yang seperti
sinar pendar". Seorang Geografis dari Italia
yang bernama Agustin
Codazzi, pernah
menggambarkan Catatumbo
Lightning sebagai "kilat yang
tampaknya muncul dari sungai Zulia lanjutan dan
sekitarnya". Studi mengenai Catatumbo
Lightning pertama kali
dilakukan oleh Melchor
Centeno. Kemudian pada tahun 1966
sampai 1970, ilmuwan
Andrew Zavrostky
melakukan tiga ekspedisi
dengan bantuan dari
University of Los Andes yang menyimpulkan bahwa areal
tersebut akan memiliki
episentris di rawa-rawa dari
Swamp National Park Juan
Manuel de Aguas, Claras Aguas
Negras dan Danau Maracaibo bagian barat. Pada tahun 1991, ia juga
mengatakan bahwa
fenomena tersebut terjadi
karena adanya pertemuan
arus udara hangat dan dingin
di daerah tersebut. Penelitian tersebut juga
mengatakan bahwa penyebab
untuk kilat terisolasi mungkin
karena keberadaan uranium di
dasar bebatuan. Kemudian pada tahun 1997
sampai 2000, Nelson Falcon
melakukan beberapa
ekspedisi dan menghasilkan
model mikrofisika dari
Catatumbo Lightning yang mengidentifikasikan bahwa
metana lah yang
menyebabkan Catatumbo
Lightning. Namun saat itu
teori ini masih dianggap hanya
sekedar spekulasi. Tapi belakangan, penyebab
fenomena tersebut adalah gas
nontoksik metana yang
menguap dari rawa dan
endapan minyak. Di bawah ini
adalah ilustrasi proses terjadinya Catatumbo
Lightning. Ilustrasi terjadinya
Catatumbo Lightning : 1. Angin Karibia yang hangat
dan lembab bertemu udara
dingin Pegunungan Andes. Ini
bisa menciptakan badai
guntur. 2. Metana menguap dari
lapisan minyak di Danau
Maracaibo dan dari materi
rawa yang membusuk. Gas itu
lalu dibawa angin ke awan. 3. Arus udara di dalam awan
menyebarkan metana secara
merata. Tetapi gas tersebut
tetap terkonsentrasi di area-
area tertentu. 4. Dalam kondisi normal, udara
di awan merupakan penyekat
yang membuat aktivitas
listrik menurun. Metana
membuat listrik itu melemah.
Petir pun terjadi. Sumber : ngobrolaja.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar