Rabu, 16 Februari 2011

Gusur Jepang, China Jadi Nomor Dua Terkaya


BEIJING--MICOM: China mengambil posisi Jepang
sebagai negara terkaya kedua
di dunia setelah Tokyo
mengumumkan angka
ekonomi mereka sebesar US
$5,474 triliun di akhir tahun 2010, sementara China
mendekati US$5,8 triliun di
periode yang sama. Tahun lalu ekonomi Jepang
terpukul akibat menurunnya
angka ekspor dan permintaan
konsumer, sementara China
menikmati ledakan
manufaktur. Dengan angka pertumbuhan
seperti saat sini, pengamat
menilai China sepertinya juga
akan mengambil alih AS
sebagai negara terkaya di
dunia dalam satu dekade ke depan. "Sangat realistis untuk
mengatakan, dalam 10 tahun
ke depan kekuatan ekonomi
China akan sama dengan AS,"
kata Tom Miller dari GK
Dragonomics, konsultan ekonomi di Beijing, Senin
(14/2). Berdasarkan data terakhir,
ekonomi Jepang berkontraksi
sebesar 1,1% dalam tiga bulan
terakhir tahun 2010. Dengan
pertumbuhan ekonomi yang
turun 0,3% dari kwartal sebelumnya. Ini merupakan yang pertama
dalam lima kwartal terakhir
ekonomi Jepang mengalami
kontraksi dan ini disebabkan
oleh penurunan permintaan
domestik dan ekspor. Analis mengatakan meski
awal tahun ini permintaan
meningkat, tetapi tidak akan
ada kebangkitan mendadak
dalam ekonomi Jepang. Takeshi Minami, kepala
ekonom di Institut Riset
Norinchukin mengatakan,
akan sangat sulit bagi
perekonomian Jepang untuk
bangkit dari tidur dalam periode Januari-Maret ini. "Meski ekonomi tidak akan
memburuk, tetapi pemulihan
tidak cukup bagi warga yang
benar-benar merasakan
keterpurukan ekonomi,"
uajrnya. Jepang saat ini tengah
berjuang untuk keluar dari
masa di mana banyak analis
mengatakan seperti dekade
yang hilang saat ekonomi
Jepang juga terpuruk pada tahun 1990 ketika pasar
properti jatuh. Permintaan domestik jatuh
dan ekspor juga menurun
karena konsumen lebih
memilih produk yang lebih
murah dari China. Akibatnya, mayoritas
pertumbuhan China didapat
dari ledakan manufaktur dan
ekspansi industri domestik
dan infrastruktur yang
berlanjut. "Penekanannya pada
infrastruktur," kata Duncan
Innes-Ker dari Economist
Intelligence Unit (EIU) di
Beijing. "Mereka membangun jauh
dari permintaan orang
kebanyakan. Dan karena
infrastrukuturnya telah
terbangun maka banyak
perusahaan yang kesana." Namun mayoritas ekonom
setuju, saat ekonomi China
tumbuh dan terjadi
peningkatan kekayaan secara
individual, hal itu tidak
menggambarkan seutuhnya jika dibanding dengan
ekonomi Jepang. "GDP per orang di China sekitar
US$4.500, tetapi di Jepang
berada pada kisaran $40.000
per orang," kata Miller dari GK
Dragonomics. "Masih banyak orang China
yang miskin, lebih banyak
orang tinggal di pinggiran
kota ketimbang di pusat kota.
Secara rata-rata orang Jepang
lebih kaya dari orang China." (BBC/OL-3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar