Sabtu, 05 Maret 2011

Duh! Skandal NurdinHalid dan PSSI punMasuk New York Times

Skandal Ketum PSSI Nurdin
Halid memancing perhatian
internasional. Media sekelas
New York Times (NYT) pun
membuat artikel khusus
tentang sepak bola Indonesia dan Nurdin Halid berjudul, ‘In Indonesia, a Scandal Over
Soccer’ yang diterbitkan Jumat ini. Dalam artikelnya, NYT
menyoroti ratusan
demonstran antinurdin Halid
yang berunjuk rasa di
berbagai daerah di Indonesia
beberapa pekan terakhir. NYT mengutip pernyataan
demonstran antinurdin yang
mengatakan Nurdin Halid
memimpin PSSI dari penjara
dan menggunakan PSSI untuk
konsolidasi politik dan memperkaya diri sendiri. NYT juga mengutip komentar
mantan anggota eksekutif
PSSI, Tondo Widodo. Tondo
mengatakan kisruh PSSI
terjadi karena masyarakat
Indonesia sudah bosan melihat Tim Nasionalnya kalah melulu
di laga regional maupun
internasional. “Kalau kita tanya ke warga, mana saja, bisa tukang taksi,
mereka pasti bilang malu
(terhadap sepak bola
Indonesia). Mereka benci
Nurdin Halid dan konco-
konconya yang menguasai PSSI,” kata Tondo. Dalam tulisannya, NYT
membahas bagaimana urutan
sepak bola Indonesia ada
rangking 129 FIFA.
Berdasarkan rangking itu,
sepak bola nasional ada di antara Puerto Rico dan
Dominika. Timnas Indonesia
juga tidak pernah masuk Piala
Dunia sejak 1938. Dalam artikelnya, NYT
menyusun profil singkat soal
Nurdin Halid. NYT menyatakan
Nurdin dituding secara ilegal
mengumpulkan kekayaan
pribadi dan koleganya. Termasuk menyoroti
bagaimana Nurdin dituduh
menerima Rp 100 juta dari
dana APBD yang dikucurkan
ke Persisam. Pada saat yang sama, NYT
menggambarkan Nurdin
dituduh mengubah PSSI
menjadi organisasi yang
meluaskan pengaruh Golkar.
Nurdin dilihat sangat dekat dengan Aburizal Bakrie cs,
konglomerat yang juga ketua
umum DPP Partai Golkar. Konflik Nurdin dengan
Menpora Andi Mallarangeng
pun tak luput dari perhatian
NYT. Ditulis, bahwa Andi
menepis anggapan kalau ia
mengancam Nurdin dan mengintervensi PSSI yang bisa
membuat FIFA menjatuhkan
sanksi. NYT juga mewawancarai
seorang demonstran, Fajar
Dikra Pratama. Fajar
mengatakan ia malu dan
frustasi terhadap kondisi
sepak bola nasional. “Semuanya, apakah itu Andi Mallarangeng, Nurdin Halid,
Arifin Panigoro, harus
mengedepankan urusan sepak
bola ketimbang pribadi. Kalau
mau memajukan sepak bola
kita harusnya bareng-bareng membangun, bukannya pecah
seperti ini, ” demikian NYT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar