Sabtu, 05 Maret 2011

Inilah Jenglot, MakhlukGaib Berambut Terurai


Sejumlah warga di Gang Mama Dipa Jalan Jamika RT 02 RW 05 Kelurahan Sukahaji, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, pekan lalu berhasil memburu dan menangkap makhluk gaib yang disebut jenglot. “Kami menemukannya pada Jumat (24/2/2011) lalu. Untuk bisa menemukan jenglot tersebut, saya dan sembilan rekan melakukan semacam upacara ritual, ” kata Yogi Ginajar (21), salah seorang penemu jenglot tersebut, di Bandung, Jumat (4/3/2011) malam. Jenglot setinggi 9-10 cm dengan rambut terurai sepanjang sekitar 30 cm ditemukan di sebuah toko penjual oli milik Wawan yang terletak di pinggir Jalan Jamika Bandung. Untuk meyakinkan hasil tangkapannya itu, Yogi didampingi tiga rekannya, yaitu Aris, Dunga, dan Wawan, pada Jumat malam sekitar pukul 19.00 WIB, membeberkan proses penangkapan jenglot tersebut kepada para wartawan. “Jadi, untuk memanggil jenglot tersebut, kami melakukan ritual seperti melaksanakan shalat hajat dan memakai wangi-wangian seperti minyak bilqis, javaron, dan misi,” ujarnya. Guna menjaga dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, saat ini jenglot tersebut disimpan di rumah Muhammad Dunga. “Jenglotnya disimpan di rumah Dunga, biar aman saja, dan kalaupun ada warga yang ingin melihat, mohon maaf tidak bisa. Ini dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, ” ujar Yogi. Sementara itu, rekan Yogi, yakni Aris, yang tinggal di rumah yang dijadikan tempat ritual menangkap jenglot tersebut, menjelaskan bahwa jenglot yang kini dirawatnya memiliki wajah seperti serigala, berkuku, dan berambut cukup panjang. Ketika proses ritual dilakukan,
kata Aris, mereka menyiapkan sebuah stoples kosong yang ditutup dengan kain. “Jadi begitu kami buka tutup kainnya, ternyata sudah ada jenglot. Ritual ini, gimana ya, mirip dengan menarik makhluk dari dunia lain ke lingkungan kita, ” kata Aris. Artikel Tambahan Jenglot yang membuat geger warga Babakan Ciparay Kota Bandung diketahui bernama Ki Darta. Usianya diperkirakan lebih dari 100 tahun. Sama dengan mitos jenglot selama ini, Ki Darta juga harus diberi makan darah. Yogi Si Jampang (21), orang yang melakukan ‘penarikan ’ jenglot di sebuah rumah di Gang Mama Dipa RT 02 RW 05 Kel Sukahaji Kec Babakan Ciparay mengatakan memelihara jenglot sama seperti memelihara hewan peliharaan. “Ya kaya piara binatang, jenglot juga dikasih makan. Makannya ngga setiap hari, makanannya darah. Bisa darah
ayam cemani, atau manusia,” katanya. Cara memberi makannya, yaitu hanya dengan meneteskan darah pada bagian mulut jenglot. Tapi bukan saat itu jenglot tersebut makan. “Setelah diteteskan, sukma dari jenglot
itu menandai orang yang darahnya akan diambil. Baru malam hari, dia akan mengambilnya, ” katanya. Efek pada orang yang darahnya diberikan pada jengot, akan merasa sulit tidur
dan badannya panas. Namun hanya satu kali saja ia mengalami itu. Jika jenglot tak diberi makan, maka biasanya ia akan mengambil kekuatan dari orang di sekitarnya. “Jika ada anak kecil di rumah, biasanya jadi sakit. Itu dia
bahayanya memelihara jenglot, ” katanya. Yogi kemudian memperlihatkan jenglot yang ia tarik dari dalam toples. Panjang jenglot tersebut sekitar 10 hingga 15 cm.
Tubuhnya terlihat hanya terdiri dari tulang-tulang. Tangannya seperti melipat, dengan kuku-kuku yang tumbuh panjang. Mulutnya bermoncong, ada taring yang terlihat. Sementara rambutnya panjang lebih dari 30 cm. Sebelumnya warga Gang Mama (Jamika) dihebohkan dengan adanya kabar jenglot yang ‘ditangkap ’ sekelompok pemuda di sebuah rumah. Meski belum banyak orang yang melihat, kabar ini tersebar dari mulut ke mulut. Ada yang percaya, ada juga yang tidak. Fenomena jenglot di Indonesia
dikabarkan sudah mulai muncul pada 1997-an. Jenglot diyakini masyarakat adalah sebagai seorang manusia yang mempunyai ilmu sakti di masa
lalu yang meninggal, tetapi tubuhnya ditolak oleh bumi, sehingga tubuhnya tidak hancur melainkan menciut hingga menjadi bentuk seperti
jenglot

Tidak ada komentar:

Posting Komentar