Jumat, 04 Februari 2011

Cara MubarakMenumpuk Kekayaan

VIVAnews - Presiden Hosni Mubarak telah memimpin
Mesir lebih dari 30 tahun.
Lama menguasai negeri
Fiaraun itu, sejumlah
kalangan menuduh Mubarak
sudah menimbun harta berlimpah. Laman ABC News, Jumat 4
Februari 2011, melaporkan
bahwa sejumlah ahli
memperkirakan kekayaan Mubarak tidak hanya US
$40 miliar (Rp360 triliun), tapi mencapai US$70 miliar
(Rp630 triliun). Peningkatan
kekayaan ini setelah Mubarak
dan keluarga melakukan
diversifikasi investasi selama
30 tahun dia menjabat Presiden. Amaney Jamal, seorang
profesor ilmu politik di
Princeton University,
Amerika Serikat,
mengatakan bahwa estimasi
tersebut sebanding dengan kekayaan besar pemimpin di
negara-negara Teluk lain. Lalu bagaimana Mubarak bisa
mendapatkan kekayaan itu?
Amaney membeberkan
kekayaan Mubarak diperoleh
sejak dia sebelum menjabat
Presiden. Saat masih menjadi perwira Angkatan Udara,
Mubarak telah memiliki bisnis
militer. Setelah itu, merambah
pada usaha layanan publik. "Ada banyak korupsi dalam
rezim ini, mereka
menggunakan sumber daya
publik untuk keuntungan
pribadi," kata Jamal. Jamal mengatakan, aset
Mubarak paling mungkin
disimpan di bank luar Mesir,
khususnya di Inggris dan
Swiss. "Ini adalah pola
diktator Timur Tengah," ujarnya. Christopher Davidson,
profesor politik Timur Tengah
di Durham University, Inggris,
mengatakan, Mubarak, istri,
dan dua anaknya mampu
mengumpulkan kekayaan melalui sejumlah kemitraan
bisnis dengan orang asing. Menurut dia, hukum Mesir
mengharuskan investor asing
memberikan 51 persen saham
kepada mitra bisnis lokal. "Ini
cara yang paling
memungkinkan [untuk menumpuk kekayaan],"
katanya. Sejak berkuasa pada 1981,
Mubarak mampu membuat
negara di Afrika Utara itu
stabil. Rahasianya, dia
membangun hubungan baik
dengan negara-negara Barat dan Israel. Namun di balik
kestabilan, korupsi,
kemiskinan dan kekerasan
oleh negara tumbuh subur. Mubarak lahir 1928 di desa
Kahel-el-Meselha. Dia tamat
dari Akademi Militer pada
1949. Setelah perang Arab-
Israel, Mubarak mendapat
promosi menjadi Kepala Angkatan Udara Mesir, inilah
pintu pertama dia masuk ke
lingkaran elit politik. Mubarak dikenal sebagai
pembantu setia Presiden Mesir
Anwar Sadat. Dia diangkat
jadi Wakil Presiden oleh
Sadat pada 1975. Sejak itu dia
memainkan peranan penting, membangun hubungan
dengan negara-negara barat.
Pada 1981, Sadat dibunuh.
Mubarak pun naik menjadi
orang nomor satu di Mesir.
(umi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar