Senin, 21 Februari 2011

Letusan Bintik MatahariKacaukan Bumi


Letusan Bintik Matahari
Kacaukan Bumi - Akhir minggu lalu, letusan bintik
matahari dikabarkan
mengarah ke Bumi dan
diperkirakan sampai pada hari
Jumat pagi dini hari. Dampak
suar matahari itu diperkirakan bisa mengacaukan jaringan
radio telekomunikasi di
seluruh dunia. Perkiraan kerusakan
telekomunikasi itu
disimpulkan berdasarkan efek
letusan bintik matahari yang
sudah-sudah. Dalam empat
tahun terakhir, sebuah suar matahari yang sangat kuat
membawa badai cuaca yang
sangat besar. Dan selama ini
badai itu selalu mengganggu
sejumlah jaringan
telekomunikasi di Bumi. Demikian dikatakan profesor
Daniel Baker, seorang ahli
cuaca ternama asal University
of Colorado, seperti dikutip
VIVAnews dari Cellular News,
Senin 21 Februari 2011. Bintik mahatai yang meletus
15 Februari
lalu,diklasifikasikan sebagai
suar kelas X. Letusan itu
memuntahkan miliaran ton
partikel ke arah Bumi, yang dikenal dengan istilah coronal
mass ejection (CME). Sejumlah ahli menyebutkan
bahwa letusan itu adalah
pertanda bahwa matahari
telah hidup kembali. “Selama beberapa tahun terakhir,
sejak awal abad 20, matahari
cukup tenang. Tapi sekarang
ia memuntahkan miliaran ton
partikel dan memicu badai
geomagnetik di medan magnet Bumi. Muntahan
partikel sekuat itu mampu
menyebabkan gangguan
telekomunikasi, sistem
navigasi penerbangan, dan
arus listrik, ” jelas Baker. “Letusan matahari itu juga menganggu keamanan para
astronot dan awak pesawat, ” tandas profesor yang pernah
menjabat ketua komite
National Research Council 2008
dengan hasil riset bertajuk
“Severe Space Weather Events ”. Dari sudut pandang ilmiah,
peristiwa bintik matahari
kelas X, jenis suar matahari
terkuat, dianggap sangat
menarik. Tapi, dari sudut
pandang masyarakat, Baker mengatakan, kita tidak
mungkin membiarkan awak
pesawat ruang angkasa yang
beroperasi di sekitar Bumi
sampai turun ke Bumi. Menurut National Oceanic and
Atmospheric Administration,
beberapa CME akan mencapai
atmosfer Bumi pada hari ini
atau esok. Namun, belum
dapat dipastikan wilayah Bumi mana yang akan
terkena dampak letusan suar
matahari itu. “Ketergantungan manusia pada teknologi sekarang ini
membuat masyarakat lebih
rentan terhadap pengaruh
cuaca,” ucap Baker. “Tapi, para ilmuwan dan insinyur telah
membuat langkah besar
dalam beberapa dekade
terakhir terkait fenomena
ini.” “Sekarang kami lebih paham tentang apa yang akan terjadi
dan apa dampaknya.
Sehingga, setidaknya dapat
membangun sistem yang lebih
kuat untuk meminimalisir
dampak letusan tersebut, ” tutur Baker. “Ini akan menjadi sangat menarik untuk menguji
sistem teknologi kami dalam
menahan kerasnya cuaca
ruang angkasa seiring
meningkatnya kembali
aktivitas matahari, ” pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar