Sabtu, 26 Februari 2011

Pesan DariReruntuhan Gempa


Gempa dahsyat yang
mengguncang kota
Christchurch, Selandia Baru
beberapa hari yang lalu
diperkirakan ratusan orang
masih terjebak dalam reruntuhan di sejumlah
bangunan. Seorang korban
yang tertimbun dalam
reruntuhan tersebut, sempat
mengirimkan SMS dan
melakukan telepon kepada orang tuanya dari dalam
reruntuhan sebelum akhirnya
sambungan terputus. “Ibu, aku terkubur, ” itulah bunyi SMS pertama yang diterima
oleh ibu dari Louise Amantillo,
23, seorang mahasiswa dari
Filipina yang terkubur di
reruntuhan kampusnya. Menurut laporan Associated
Press, Jumat, 25 Februari 2011,
Amantillo mengirimkan
pesan-pesan singkat berisi
keadaannya di tiap-tiap menit
dia terkubur di bawah puing- puing sekolah bahasa The
King ’s Education, kota Christchurch, Selandia Baru. Gempa berkekuatan 6,3 Skala
Richter, Selasa lalu,
meruntuhkan sekolah yang
sebagian besar mahasiswanya
berasal dari luar negeri
tersebut, diantaranya berasal dari China, Jepang, Filipina,
Thailand, Arab Saudi, Taiwan
dan Korea. Sebanyak 120
mahasiswa dilaporkan saat ini
masih terkubur di reruntuhan,
tidak diketahui apakah masih hidup atau tidak. “Ibu, saya tidak bisa menggerakkan tangan kanan
saya, ” tulis Amantillo lagi 40 menit kemudian. Diikuti oleh
enam SMS berikutnya dalam
satu jam, semuanya
menceritakan kondisi
memilukan dari Amantillo. “Saya belum diselamatkan, sangat sakit. ” “Tidak ada tim penyelamat di sini.” “Asapnya sangat tebal. ” Terakhir, Amantillo
menelepon ibunya tersebut
yang berada di Filipina tengah.
“Tolong cepat, ” ujar Amantillo kepada ibunya dengan suara
lirih. Itu adalah kata-kata
terakhir yang dikatakan
olehnya. Tidak diketahui
apakah Louise Amantillo
masih hidup atau tidak, proses pencarian masih terus
dilakukan. “Suaranya bergetar, sepertinya dia ketakutan
sekali. Saya tahu dia sangat
kesakitan, ” ujar Linda Amantillo, ibu dari Louise
Amantillo, masih berharap
putri kesayangannya tersebut
masih hidup. Proses pencarian korban di
reruntuhan masih terus
dilakukan. Dilaporkan, korban
tewas telah mencapai hingga
113 orang. Terdata, masih
terdapat 228 orang yang hilang dan belum diketahui
keberadaannya. Para keluarga
mahasiswa di Selandia Baru
mulai berdatangan dari luar
negeri, tanpa tahu kerabat
mereka selamat atau tidak. “Akan ada lebih banyak lagi keluarga yang menerima
kabar buruk dalam hari-hari
ke depan, ” ujar Perdana Menteri Selandia Baru, Murray
McCully. “Ini bukan hanya tragedi bagi Selandia Baru, tragedi ini juga
menimpa para keluarga di
seluruh dunia,” ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar