Senin, 21 Februari 2011

WHO: 600.000 PerokokPasif Tewas Tiap Tahun


Dapunta Online – Berdasarkan temuan para peneliti Badan
Kesehatan Dunia (WHO),
sekitar satu dari 100 penyebab
kematian di dunia diakibatkan
merokok pasif, dan
diperkirakan menewaskan 600.000 orang per tahunnya. Dalam penelitian pertama
untuk menaksir pengaruh dari
merokok pasif, para pakar
WHO menemukan anak-anak
lebih terekspos pada asap
rokok orang lain dibanding kelompok usia lainnya, dan
akibatnya sekitar 165.000
diantaranya akan meninggal. “Dua per tiga dari kematian tersebut terjadi di Afrika dan
Asia selatan, ” kata para peneliti yang diketuai oleh
Annette Pruss-Ustun dari WHO
di Jenewa, yang menulis
temuan itu. Eksposur anak pada asap
rokok seringnya terjadi di
rumah, dan penyakit infeksi
dan tembakau merupakan
kombinasi mematikan bagi
anak-anak, kata mereka. Mengomentari penemuan
yang ditulis pada jurnal
Lancet, Heather Wipfli dan
Jonathan Samet dari
Universitas Southern California
mengatakan banyak pengambil kebijakan mencoba
memotivasi keluarga agar
berhenti merokok di dalam
rumah. “Di beberapa negara, banyak rumah bebas rokok tetapi
masih jauh dari umum, ” tulis mereka. Para ilmuwan WHO
menggunakan data dari 192
negara untuk penelitian
mereka. Guna mendapat data
komprehensif dari seluruh 192
negara itu, mereka harus kembali pada 2004. Mereka menggunakan contoh
matematis untuk
memperkirakan kematian dan
lamanya kematian dalam
kesehatan baik. Secara global, 40 persen anak-
anak, 33 persen laki-laki non-
perokok dan 35 persen
perempuan non-perokok
terekspos rokok pasif pada
2004, menurut temuan mereka. Hasil eksposur ini diperkirakan
menimbulkan 379.000
kematian akibat penyakit
jantung, 165.000 infeksi
pernapasan bawah, 36.900 dari
asma dan 21.400 dari kanker paru-paru. Untuk pengaruh penuh
merokok, kematian ini dapat
menambah dari estimasi 5,1
juta kematian per tahun
pengguna aktif tembakau,
kata kelompok peneliti itu. Anak-anak Meski kematian anak-anak
umum terjadi di negara-
negara miskin dan menengah,
kematian pada orang dewasa
tersebar di seluruh negara
dengan berbagai tingkat pendapatan. Negara-negara berpendapatan
tinggi seperti Eropa, hanya 71
anak yang meninggal,
sementara 35.388 kematian
terjadi pada orang dewasa. Di
Afrika, diperkirakan 43.375 kematian anak dibanding
9.514 kematian pada orang
dewasa. Pruss-Ustun mendesak banyak
negara untuk memperkuat
Kerangka Konvensi
Pengendalian Tembakau milik
WHO, seperti meninggikan
pajak tembakau, membuat bungkus rokok yang polos
dan pelarangan iklan produk
tembakau. “Pembuat kebijakan harus mengetahui bahwa
menegakkan hukum bebas
rokok kemungkinan akan
banyak mengurangi angka
kematian disebabkan dari
eksposur rokok pasif dalam tahun pertama dari
implementasinya, disertai
dengan berkurangnya
penyakit dalam sistem sosial
dan kesehatan, ” tulisnya. Hanya 7,4 persen penduduk
dunia yang hidup dalam
naungan hukum bebas rokok,
dan hukum tersebut tidak
selalu ditegakkan. Tempat yang sudah
diberlakukan peraturan bebas
rokok, penelitian itu
menunjukkan bahwa
eksposur pada rokok pasif
dalam tempat beresiko tinggi seperti bar dan restoran dapat
dipotong hingga 90 persen,
dan umumnya hingga 60
persen, kata para peneliti. Penelitian tersebut juga
menunjukkan peraturan
membantu mengurangi angka
rokok yang dibakar oleh
perokok dan menghasilkan
tingkat kesuksesan tinggi pada orang yang ingin
berhenti merokok. [*]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar