Sabtu, 12 Maret 2011

SBY, Wikileaks dan'Tsunami' Pencitraan


Jakarta, Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono kemarin
mendapatkan 'cobaan'. Di
tengah hubungan baik antara
pemerintah Indonesia dan
Australia sedang dirajut, ada sedikit 'kerikil' yang cukup
membuat citra Presiden SBY
tercoreng. Dua media berpengaruh di
Australia, The Age dan The
Sydney Morning Herald
memberitakan tuduhan
terhadap Presiden SBY yang
dianggap telah melakukan penyalahgunaan kekuasaan.
Menggunakan sumber kawat
Wikileaks, dua media itu
menulis Presiden SBY
memanfaatkan kekuasaan
untuk kepentingan politik. Tak cuma mencatut SBY,
berita The Age juga
menyebut Ibu Ani
Yudhoyono juga mempunyai
peran aktif dalam
mempengaruhi kebijakan politik suaminya. Ani
Yudhoyono juga disebut
mempunyai hubungan baik
dengan para pengusaha,
termasuk pengusaha kaya
Tomy Winata. Apa jawaban Istana?
Pastinya membantah.
Bantahan secara betubi-tubi
dilancarkan oleh Istana, mulai
dari Staf Khusus Presiden
Bidang Hubungan Luar Negeri, Teuku Faizasyah, Staf
Khusus Bidang Dalam Negeri
Julian Aldrin Pasha, serta para
menteri, termasuk putra
bungsu SBY, Edhie Baskoro
Yudhoyono (Ibas) juga membantah. "Presiden sangat keget. Kita
tidak tahu motif berita itu
apa. Jadi yang disesalkan
adalah ketidakvalidan data,"
kata Juru Bicara Presiden SBY
Bidang Dalam Negeri, Julian Pasha, saat ditanya reaksi
Presiden pertama kali saat
membaca berita The Age di
Kantor Presiden, Jl Medan
Merdeka Utara, Jakarta,
Sabtu (11/3/2011) kemarin. "Kami juga kesulitan karena
tidak dilengkapi data.
Banyak nama, bukan hanya
Presiden SBY dan Ibu Negara
yang disebutkan. Beliau
kaget dan sangat takut apakah itu beritanya nemu di
jalan atau bagaimana," papar
Julian dengan mimik serius. Tak biasanya, putra bungsu
SBY, Ibas yang kalem dan
jarang berkomentar di media
kemarin berkomentar
lantang membela
orangtuanya. "Itu ngawur seribu persen.
Subhanallah. Tuduhan
penyalahgunaan kekuasaan
itu sama sekali tidak benar,"
kata Ibas saat dihubungi
detikcom kemarin. "Kita menyayangkan sekali. Itu
sesat, mengarah pada fitnah,
pencemaran nama baik
kepada pribadi maupun
institusi," Ibas melanjutkan. Soal tudingan The Age
bahwa Tomy Winata (TW),
bos Artha Graha, punya
koneksi ke keluarga SBY,
Ibas punya jawaban khusus. "Saya tinggal bersama kedua
orang tua saya sudah lama.
Tanpa konfirmasi dari beliau,
saya juga sudah ngerti pola
kerja Bapak SBY, jadi berita
itu ngawur," sangkal Ibas. "Kalau segala sesuatu
dikaitkan kepada Pak SBY
dan Bu Ani, apalagi tidak
sesuai data dan fakta, geram
juga mendengar seperti itu,"
kata Ibas bersemangat. Tak cuma Ibas yang marah.
Istri tercinta SBY, Ani
Yudhoyono juga marah.
Kemarahan dan kesedihan
Ibu Ani atas pemberitaan
yang dianggap tidak berdasar itu pun
diungkapkan secara alamiah:
dengan menangis. "Ibu negara menangis," kata
Menteri Sekretaris Negara
Sudi Silalahi usai Salat Jumat
di Istana kemarin. Presiden SBY pun juga
tampak tak happy. Saat di
Istana kemarin, SBY terlihat
tak ceria. Naik mobil golf di
kompleks Istana Presiden,
SBY tampak serius membaca secarik kertas, tanpa tawa. Pemberitaan yang
membombardir Presiden
beserta keluarganya ini, bak
tsunami yang
menghancurkan pemerintah
SBY yang selama ini dituding oleh berbagai pihak getol
melakukan pencitraan. Kita
tunggu reaksi Istana
selanjutnya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar