Selasa, 01 Maret 2011

Solusi Agar Si Kecil TakBosan Sekolah


Seorang ibu mengeluhkan anaknya yang
kini duduk di kelas 1 SD
mengaku sudah bosan
sekolah. Ia khawatir
penyebabnya karena dulu si
kecil terlalu cepat disekolahkan. Benarkah
terlalu dini sekolah bikin anak
cepat bosan? Oleh pemerintah, Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) sudah
diakui sebagai salah satu cara
mempersiapkan anak sebelum
memasuki pendidikan yang
lebih tinggi. Di tahun 80-an, orang tidak mengenal PAUD
tapi langsung Taman Kanak-
Kanak (TK). Lantas apa hakikat PAUD bagi
anak? Inti PAUD untuk anak-
anak usia balita, ujar pakar
pendidikan, Henny Supolo
Sitepu, MA, adalah belajar dari
bermain. “Program ini bukan sekolah dalam pengertian umum tapi
sungguh-sungguh kelompok
bermain,” ujarnya, Selasa (1/3/2011). Di PAUD, anak bisa bermain
dengan teman-teman
sebayanya namun dengan
kegiatan yang lebih diarahkan
pada perkembangan
kecerdasannya. Perhatikan Isi Pelajaran Seorang ibu bernama Dewi
curhat tentang pengalaman
‘pahitnya ’ dengan sebuah playgorup, tempat anaknya
‘sekolah ’ dulu. Dewi awalnya tertarik memasukkan buah
hatinya ke lembaga tersebut
karena playgroup tersebut
memiliki kurikulum gabungan
antara Indonesia dengan
Singapura. Tetapi belakangan, ia baru
tahu kalau ternyata ada
sistem ujian di playgroup itu.
“Mereka bilang suasananya seperti belajar biasa, tidak
seperti ujian. Tapi
kenyataannya si anak harus
menyelesaikan semua tugas
yang diberikan, ” ujarnya. Dewi menilai, muatan materi
seperti itu terlalu berat untuk
anak-anak usia tiga tahun. Menurut Henny, itulah satu hal
yang harus diperhatikan
orangtua sebelum memulai
pendidikan usia dini untuk
anaknya. Orangtua, ujarnya,
harus menyadari bahwa kegiatan belajar yang tidak
sesuai dengan perkembangan
dan kebutuhan si anak dapat
memicu kebosanan. Memang,
kadang kelompok bermain
pun hanya sebatas penyebutan saja, sementara
materi yang diberikan tidak
mempertimbangkan
kemampuan si anak pada usia
tersebut. Anak-anak juga biasanya
mudah jenuh jika kegiatan
belajar dibuat sangat rutin dan
teratur, kata psikolog
perkembangan anak dari Cikal
Sehat, Alzena Masykouri, M.Psi. Atau, tambahnya, bisa
juga jika ada paksaan yang
melampaui kapasitasnya. “Kalau kebosanan ini dikaitkan karena si kecil
terlalu cepat disekolahkan
rasanya tidak tepat, ” Henny menambahkan. Banyak Sisi Positifnya Terlepas dari itu, tutur Alzena,
sebenarnya banyak aspek
positif yang bisa diterima
anak dengan bersekolah sejak
dini. “Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek
yang seringkali menjadi poin
positif untuk anak yang
ber-’sekolah ’ sejak usia dini, ” ujar psikolog yang akrab
dipanggil Zena ini. Pada usia dini atau sejak usia
tiga tahun, anak sudah mulai
diperkenalkan pada dasar-
dasar belajar formal. Kata
kuncinya adalah pengenalan
melalui pembiasaan. Dan selama metode yang
digunakan oleh sekolah tepat,
proses pengenalan tersebut
akan membawa dampak
positif bagi anak. Pendidikan yang sifatnya
terstruktur dan rutin
sebaiknya baru dimulai ketika
anak masuk SD. Sikap formal
dalam belajar, lanjut Zena,
biasanya dicapai anak-anak pada usia delapan tahun. Pada
masa ini tanggung jawab
belajar sudah berkembang. Agar Tak Bosan Sekolah Telti Memilih ‘Sekolah ’ Cari tahu kegiatan belajar di
masing-masing playgroup.
Untuk usia tiga tahun,
kegiatan belajar harus dibuat
variatif dengan durasi
maksimal dua jam mengingat rentang
perhatian mereka sedang
berkembang. Kegiatannya
pun, ujar Zena, lebih baik
menekankan pada aspek
eksploratif dan mengembangkan
kemampuan diri. Coba Homeschooling “Dengan cara ini, orangtua melaksanakan pendidikan
anaknya secara mandiri, ” tutur Zena. Dengan metode ini,
materi belajar bisa diberikan
lebih santai, melalui kegiatan
sehari-hari si anak di rumah.
Menurutnya lagi, metode
homeschooling bisa menjadi salah satu jalan keluar untuk
anak-anak yang tampak
sudah bosan bersekolah. Ciptakan Kesempatan Bermain Orangtua sebaiknya tidak
membebani anak dengan
berbagai les ketika ia sudah
mendapat banyak ‘beban’ dari sekolahnya. Saat anak merasa
masih memiliki banyak
kesempatan bermain, pasti ia
tidak malas sekolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar